Skip to content

Metode-Metode Penyaradan Kayu (bag. 3)

    5. Penyaradan dengan Traktor

    Cara ini adalah yang paling modern. Penyaradan menggunakan traktor sudah sangat populer dalam kegiatan pemanenan kayu di hutan alam (HPH) di Indonesia. Cara penyaradan ini sudah dimulai pada tahun 1970-an. Namun untuk menghindari kerusakan lingkungan, penggunaan traktor pada daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 30 % dihindari. Namun pada kemiringan lereng 40 %, secara teknis traktor masih mampu bekerja.

    Penggunaan traktor pada penyardan kayu sangat sesuai untuk tebang pilih, namun dapat mengakibatkan gangguan tanah yang cukup besar. Mengatasi hal ini, dapat digunakan jenis traktor yang sesuai dengan keadaan tanah dan lokasi kegiatan, mengingat ada berbagai jenis traktor. Dalam melakukan penyaradan dengan cara ini dibutuhkan 2 hingga 3 orang. Produktivitas penyaradan dengan traktor digunakan tenaga sebesar 140 hingga 240 HP menghasilkan 50 hingga 100 m3 per hari, dengan waktu kerja efektif 7 jam sehari.

    Pada umumnya jenis traktor yang digunakan adalah traktor beroda ban atau wheel skidder dan traktor beroda ulat atau rantai, yaitu crawler skidder. Wheel skidder merupakan traktor yang didesain khusus untuk penyaradan kayu. Sementara jenis crawler skidder, selain digunakan untuk penyaradan kayu, digunakan pula untuk membuat  jalan atau membongkar tunggak. Karena crawler skidder dilengkapi dengan pisau blade. Biasanya traktor yang digunakan untuk menyarad kayu dilengkapi dengan winch di bagian belakangnya. Komponen ini berfungsi untuk menarik kayu dengan cara menggulung kawat baja, kemudian diikatkan pada kayu.

    Berdasarkan petunjuk teknis TPTI, terdapat dua prioritas kayu yang harus disarad, yaitu kayu-kayu yang berada di dekat TPn dan kayu-kayu yang dipesan oleh pembeli (by order).