Keberadaan alat-alat berat menjadi kebutuhan utama dalam proyek-proyek, baik proyek konstruksi, pertambangan, perkebunan, dan lain-lain. Kehadirannya sangat membantu dalam mempercepat proses pelaksanaan proyek, sehingga memakan waktu yang lebih cepat. Selain efektif, efisiensi dalam nilai ekonomi pun diperoleh dengan pemanfaatan alat berat.
Penggunaan alat berat harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi proyek di lapangan. Hal ini dilakukan demi tercapainya kelancaran proyek. Jika tidak akan berdampak pada kerugian antara lain, rendahnya produksi, tidak tercapainya target sesuai jadwal yang telah direncanakan, dan biaya yang tidak sesuai rencana atau membengkak, dikarenakan perbaikan yang harus dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan manajemen peralatan yang bertujuan agar proyek berjalan sesuai dengan rencana, baik target pencapaian maupun anggaran atau biaya.
Faktor utama dalam manajemen peralatan adalah pemilihan jenis alat berat yang digunakan. Alat berat yang dipilih harus disesuaikan dengan proyek yang akan dilaksanakan. Selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi medan di lapangan. Pemilihan ini berhubungan dengan pemahaman jenis, fungsi, dan aplikasi alat berat, seperti tractor, bulldozer, scrapper, excavator, loader, alat angkut, grader, compactor, dan lain-lain. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan pada ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan objeknya. Sehingga akan memakan waktu yang lama, dan tidak efisien.
Sedangkan faktor biaya, berhubungan dengan rencana anggaran proyek yang telah dibuat. Kaitannya dalam alat berat adalah meliputi biaya sewa atau biaya kepemilikan. Selain itu, maintenance atau pemeliharaan alat berat yang juga membutuhkan biaya, seperti pelumasan, penyediaan suku cadang, dan sistem pendingin. Pemeliharaan mesin bertujuan agar setiap alat berat dapat berkerja maksimal dengan performa yang baik. Pemeliharaan ini meliputi perawatan unit, perawatan rutin berkala, perawatan ringan, dan overhaul.
Sumber: http://www.infoperalatan.com
http://centragama.com