Dengan keunggulan material beton pada proyek bangunan, kini tidak hanya digunakan pada bangunan saja, namun juga dipalikasikan pada pembuatan jalan. Bahan beton untuk jalan kini banyak diminati di berbagai wilayah di Indonesia, hingga menggantikan posisi jalan asphalt yang sebelumnya menjadi material nomer satu dalam pembangunan jalan. Metode yang dilakukan dalam pembuatan jalan beton pun berbeda dengan material asphalt. Berikut ini akan dipaparkan metode dalam pembuatan jalan beton.
- Diawali dengan pembersihan lahan atau lokasi yang akan dibetonisasi.
- Pembuatan rangkaian tulangan beton yang dapat dipabrikasi di lokasi proyek atau menggunakan yang sudah dalam bentuk jadi.
- Pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung untuk menentukan elevasi ketinggian konstruksi, kontrol kedataran jalan, kebenaran posisi jalan, dan lainnya.
- Melakukan urugan dan timbunan tanah untuk meratakan elevasi jalan dengan tinggi sesuai perencanaan.
- Penghamparan pondasi jalan menggunakan batu kali.
- Pemadatan pondasi jalan beton agar tidak terjadi penurunan saat konstruksi sudah selesai dibangun yang dapat menyebabkan kerusakan atau retak-retak pada jalan.
- Pemasangan besi tulangan di atas pondasi yang sudah mengalami pemadatan.
- Pemasangan papan bekisting pada tepi cor.
- Setelah pembesian dan bekisting terpasang sempurna, barulah dilakukan pengecoran beton.
- Perataan permukaan jalan beton dilakukan saat cor masih basah menjelang kering.
- Tambahkan bahan kimia pada adukan beton untuk penundaan proses pengeringan beton agar tidak mengalami kekeringan. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan menutup permukaan beton dengan kain karung basah.
- Jalan beton minimal digunakan setelah 28 hari pengecoran. Saat itulah jalan beton sudah mengeras dengan bagus.
Agar lalu lintas tetap berjalan, jalan beton yang sedang dibangun pada umumnya dilakukan dengan sistem separuh jalan. Apabila bagian tersebut sudah selesai, dan 28 hari setelahnya dapat dilanjutkan pada bagian separuh lainnya.