Sebagai alat yang banyak dimanfaatkan untuk memperlancar aktivitas sehari-hari yang membutuhkan daya listrik, genset menjadi elemen penting yang harus ada, misalnya di kantor-kantor, tempat industri, pabrik, dan lain-lain. Pemadaman listrik yang dilakukan oleh pemerintah biasanya terjadi sewaktu-waktu dan bisa menghambat pekerjaan yang sedang dilakukan. Karena itu genset sangat dimanfaatkan sebagai daya listrik sementara.
Namun dalam menggunakan sebuah genset harus disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk menyesuaikannya bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi jika tidak memiliki pengetahuan mengenai genset. Faktor utama yang paling penting dalam memilih genset yang sesuai dengan kebutuhan adalah pilihlah yang sesuai dengan sumber daya listrik dari PLN yang digunakan. Kemudian tentukan apakah genset tersebut dapat menyuplai semua kebutuhan daya listrik atau hanya sebagian saja. Maka tentukan terlebih dahulu berapa persen suplai yang dibutuhkan.
Misalnya untuk genset dengan daya kecil, pada umumnya faktor powernya adalah 1, sehingga dalam 1 KVA = 1000 watt. Sedangkan pada genset ukuran di atas 10 KVA, power faktornya adalah 0,8, sehingga 1 KVA = 800 watt. Keterangan mengenai power faktor bisa dilihat pada genset tersebut, yang disebut dengan cos-phi. Namun untuk menjaga mesin tetap awet, paling tidak genset yang digunakan sebesar 80 % dari kapasitas maksimalnya.
Misalnya jika daya listrik di sebuah kantor adalah 4.400 watt, dan menginginkan sebuah genset dapat menyuplai semua kebutuhan daya tersebut, maka dibutuhkan genset dengan daya yang besarnya lebih dari 4.400 watt, yaitu sebesar 5.500 watt. Karena genset kecil umumnya memiliki power faktor 1, maka dapat digunakan genset yang ukurannya 5,5 KVA. Namun jika gensetnya memiliki power faktor 0,8, maka genset yang digunakan berukuran 6,8 KVA (dibulatkan menjadi 7 KVA).
Dengan cara tersebut, maka pemilihan genset akan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
Sumber: http://sebuahtips.blogspot.com